Indra Sjafri Beberkan Kelemahan Timnas Indonesia Usai Dihajar Iran 3-0

Bagikan

Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri beberkan kelemahan Timnas Indonesia saat tim asuhannya dihajar habis 3-0 tanpa balas oleh Iran.

Indra Sjafri Beberkan Kelemahan Timnas Indonesia Usai Dihajar Iran 3-0

Usai pertandingan, Pelatih Kepala Indra Sjafri langsung buka suara, membeberkan sejumlah kelemahan yang menjadi penyebab utama kekalahan timnya. Di bawah ini FOOTBALL FIXED akan membahas tentang, Indra Sjafri beberkan kelemahan Timnas Indonesia usai dihajar Iran 3-0.

Evaluasi Mendalam Indra Sjafri

Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Indra Sjafri mengakui keunggulan Iran dan menyatakan kekecewaannya atas performa anak asuhnya. ​Ia menyoroti dua aspek utama yang menjadi titik lemah Timnas Indonesia U-20, yaitu antisipasi bola-bola atas dan kemampuan duel satu lawan satu yang masih kurang.​

“Kami tidak bermain begitu buruk, tetapi kami kurang dalam antisipasi untuk umpan-umpan silang Iran,” ujar Indra Sjafri, seperti dilansir dari situs resmi PSSI. Ia menambahkan, “Selain itu, antisipasi bola-bola atas, dan duel satu lawan satu kami kurang.”

Kelemahan ini terlihat jelas dari ketiga gol yang dicetak Iran. Gol pertama Hesam Nafari di menit ke-5 tercipta melalui sundulan memanfaatkan sepak pojok.

Esmaeil Gholizadeh menggandakan keunggulan di menit ke-63 melalui tendangan salto akrobatik setelah menerima umpan silang dari sisi kanan. Mobin Dehghan memastikan kemenangan Iran di menit ke-70 melalui sundulan, kembali memanfaatkan situasi sepak pojok.

Selain masalah di lini belakang, Indra Sjafri juga menyoroti kurang optimalnya lini depan Timnas Indonesia U-20. Ia menyayangkan kegagalan timnya memanfaatkan peluang serangan balik yang sebenarnya beberapa kali berhasil diciptakan.

“Sebenarnya kita punya kecepatan dan kesempatan untuk lakukan serangan balik bahkan ada beberapa kali bisa membuat peluang. Namun, sayang kami tidak bisa memanfaatkannya,” kata Indra Sjafri.

Iran Dominan di Udara, Indonesia Kesulitan Menembus Pertahanan

Secara statistik, Iran memang tampil lebih dominan dalam pertandingan ini. Mereka unggul dalam penguasaan bola dengan catatan 56,3% berbanding 43,7%, akurasi umpan 85,1% berbanding 76%, dan jumlah tembakan yang mencapai 17 berbanding 11.

Yang lebih mencolok adalah keunggulan Iran dalam duel udara, di mana mereka memenangi 63,9% dari semua duel udara yang terjadi, sementara Indonesia hanya mampu memenangkan 36,1%. Ini menunjukkan betapa superiornya permainan udara Iran dibandingkan dengan Indonesia dalam pertandingan tersebut.

Pelatih senior asal Malang yang enggan disebutkan namanya mengamati dan memberikan pandangannya, “Timnas Indonesia U-20 kalah segalanya. Mulai dari teknik, fisik, taktik, hingga mental bertanding. Saya melihat Timnas Iran U-20 seperti mengajari main bola,”. Komentar ini menunjukkan betapa besar jurang perbedaan kualitas antara kedua tim dalam pertandingan ini.

Pertahanan solid dan disiplin yang diterapkan Iran juga menyulitkan para pemain Indonesia untuk menembus kotak penalti lawan. Dari total 11 tembakan yang dilepaskan Garuda Muda, hanya empat yang berasal dari dalam kotak penalti. Ini jelas menunjukkan bahwa lini serang Indonesia kesulitan menciptakan peluang berbahaya di depan gawang Iran.

Pemain-pemain Iran berhasil menjaga pertahanan mereka dengan baik, membuat para pemain Indonesia kesulitan untuk menemukan celah dan mencetak gol. Dengan pertahanan yang kokoh dan permainan yang terorganisir, Iran berhasil menutup setiap upaya serangan yang dilakukan oleh Indonesia.

Baca Juga: Serge Gnabry Merasa Aneh Pada Bayern Munich Karena Tak Dapat Gelar di Musim Lalu

Mentalitas dan Pengalaman Bertanding

Mentalitas dan Pengalaman Bertanding

Selain faktor teknis dan taktik, mentalitas dan pengalaman bertanding juga menjadi faktor penting dalam kekalahan ini. Sebagian besar pemain Iran U-20 merupakan jebolan Piala Dunia U-17 2023. Hal ini memberikan mereka keuntungan dalam hal pengalaman bermain di level internasional dan menghadapi tekanan di pertandingan besar.

Dengan pengalaman yang lebih matang, para pemain Iran mampu mengelola situasi di lapangan dengan lebih baik, menjaga ketenangan dalam tekanan, dan mengambil keputusan yang tepat di saat-saat krusial. Ini menjadi pembeda yang signifikan dalam pertandingan melawan Indonesia.

Sementara itu, pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, mengakui bahwa timnya masih perlu meningkatkan mentalitas dan kepercayaan diri. Menurutnya, kekalahan ini bukan hanya masalah teknis semata, tetapi juga soal bagaimana para pemain bisa lebih percaya diri dan tidak gentar menghadapi lawan yang lebih berpengalaman.

Indra berharap kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi para pemain untuk tampil lebih baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Ia menekankan pentingnya pembenahan mentalitas agar para pemain bisa lebih siap menghadapi tekanan dan tantangan di level internasional.

Dengan persiapan yang lebih matang dan pengalaman bertanding yang lebih banyak, diharapkan Timnas Indonesia U-20 bisa menunjukkan peningkatan performa yang signifikan di masa depan.

Evaluasi dan Persiapan Menghadapi Uzbekistan

Kekalahan dari Iran membuat langkah Timnas Indonesia U-20 untuk lolos dari fase grup semakin berliku. Apalagi, di laga selanjutnya, Garuda Nusantara akan menghadapi juara bertahan Uzbekistan, Minggu (16/2/2025).

Indra Sjafri menegaskan bahwa timnya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh dan fokus mempersiapkan diri menghadapi Uzbekistan. Ia berharap para pemain dapat melupakan kekalahan dari Iran dan bangkit untuk meraih hasil positif di pertandingan selanjutnya.

“Setelah ini kita akan evaluasi tim dan fokus siapkan strategi untuk laga selanjutnya melawan Uzbekistan,” ujar Indra Sjafri.

Kapten Timnas Indonesia U-20, Dony Tri Pamungkas, juga berharap timnya dapat segera melupakan kekalahan dari Iran dan fokus menghadapi Uzbekistan. Ia optimistis bahwa Garuda Nusantara masih memiliki peluang untuk lolos ke babak selanjutnya.

“Kita harus segera lupakan kekalahan ini dan bangkit untuk laga selanjutnya melawan Uzbekistan. Karena kita yakin peluang itu masih ada dan harus optimistis,” kata Dony.

Formasi dan Susunan Pemain

Dalam pertandingan melawan Iran, Indra Sjafri menurunkan formasi 4-3-3 dengan susunan pemain sebagai berikut:

  1. Kiper: Ikram Algiffari
  2. Belakang: Alfharezzi Buffon, Kadek Arel, Iqbal Gwijangge, Dony Tri Pamungkas
  3. Tengah: Toni Firmansyah, Welber Jardim, Achmad Zidan
  4. Depan: Arlyansyah Abdulmanan, Jens Raven, Muhammad Ragil

Sementara itu, Iran tampil dengan formasi 4-4-2 dengan susunan pemain:

  1. Kiper: Arsha Shakouri
  2. Belakang: Yaghoob Barajeh, Hesam Nafari, Erfan Darvish, Abolfazl Zoleikhaei
  3. Tengah: Amirmohammad Razaghinia, Mahan Sadeghi, Mobin Dehghan, Mohammad Dindar
  4. Depan: Reza Ghandi, Esmaeil Gholizadeh

Pelajaran Berharga dan Harapan Untuk Masa Depan

Kekalahan telak dari Iran memang menyakitkan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia U-20. Indra Sjafri dan para pemain harus segera berbenah diri, memperbaiki kelemahan, dan meningkatkan mentalitas untuk menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Piala Asia U-20 2025 masih panjang, dan Garuda Nusantara masih memiliki peluang untuk membuktikan diri. Dukungan penuh dari para penggemar dan kerja keras dari seluruh elemen tim akan menjadi kunci untuk meraih kesuksesan di turnamen ini.

Meskipun di pertandingan melawan Iran U-20, Timnas Indonesia U-20 dinilai kalah segalanya. Dengan semangat pantang menyerah dan evaluasi yang mendalam, diharapkan Garuda Muda dapat bangkit dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Demikian berita seputar sepak bola terbaru mengenai, Indra Sjafri beberkan kelemahan Timnas Indonesia usai dihajar Iran 3-0. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!